Tentang Blangkon Gaya Yogyakarta



Bentuk blangkon dengan gaya Yogyakarta hanya terdapat dua buah, yaitu : blangkon dengan bentuk Mataraman dan blangkon dengan bentuk Kagok. Kedua blangkon tersebut terbentuk dari bagian-bagian yang hampir sama, yaitu wiron/wiru, mondolan, cetetan, kemadha, dan tanjungan.

Seperti juga surjan maka blangkon juga mempunyai filosofi dan makna simbolis di dalamnya. Blangkon gaya Yogyakarta mempunyai makna simbolis antara lain:

  • Wiron/wiru, berjumlah 17 lipatan yang melambangkan jumlah rakaat sholat dalam satu hari.
  • Mondolan mempunyai makna kebulatan tekad seorang pria dalam melaksanakan tugasnya walaupun tugas yang diberikan sangat berat.
  • Cetetan, mempunyai makna permohonan pertolongan kepada Allah SWT.
  • Kemadha, bermakna menyamakan atau menganggap sama seperti putra sendiri.
  • Tanjungan mempunyai makna kebagusan, artinya supaya terlihat lebih tampan sehingga disanjung-sanjung dan dipuja.

Sedangkan makna simbolis motif yang diterapkan pada pembuatan blangkon antara lain:

  • Motif Modang, mengandung makna kesaktian untuk meredam angkara murka, yaitu sebelum mengalahkan musuh dari luar harus mengalahkan musuh yang datangnya dari dalam sendiri.
  • Motif Celengkewengen, menggambarkan keberanian juga berarti sifat kejujuran, polos dan apa adanya.
  • Motif Kumitir, merupakan penggambaran orang yang tidak mau berdiam diri dan selalu berusaha keras dalam kehidupannya.
  • Motif Blumbangan, berasal dari kata blumbang yang berarti kolam atau tempat yang penuh dengan air. Air sendiri merupakan salah satu dari sumber kehidupan.
  • Motif Jumputan, berasal dari kata jumput yang berarti mengambil sebagian atau mengambil beberapa unsur yang baik.
  • Motif Taruntum, motif ini berbentuk tebaran bunga-bunga kecil yang melambangkan bintang dimalam hari.maknanya bahwa kehidupan manusia tidak lepas dari dua hal, seperti gelap terang, susah senang, kaya miskin dan sebagainya.
  • Motif Wirasat, artinya berupa pengharapan supaya dikabulkan semua permohonannya dan bisa mencapai kedudukan yang tinggi serta bisa mandiri terpenuhi secara materi.
  • Motif Sido Asih, motif ini mempunyai harapan agar mendapat perhatian dari sesama dan saling mengasihi.