Perubahan Bentuk Plengkung Di Era Sultan Hamengku Buwono VIII



Pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII (1921 - 1939) dilakukan perubahan-perubahan bentuk gerbang Benteng Baluwerti (Plengkung) menjadi bentuk gapura.

Plengkung Madyasura (Plengkung Buntet) yang ditutup permanen dengan bata pada tahun 1812 saat Geger Sepoy dibuka kembali oleh Sultan Hamengku Buwono VIII sebagai pintu masuk bagian benteng sebelah timur. Begitu juga dengan Plengkung Jagasura (Plengkung Ngasem) dan Plengkung Jagabaya (Plengkung Tamansari) yang kemudian dirubah bentuknya menjadi gapura untuk memperlancar lalu lintas jalan.

Sejak saat itu plengkung yang tersisa utuh bangunannya hanya tinggal dua yaitu Plengkung Tarunasura (Plengkung Wijilan) dan Plengkung Nirbaya (Plengkung Gading).